Novel 2







Aku, kau dan rasa yang perlahan punah.











Bab penjelasan

Layaknya remaja yang sedang tumbuh dan sedikit memulai langkah nya dengan suatu ketertarikan pada lawan jenis, bisa di bilang ini bahkan cinta monyet. Terkadang ketertarikan itu akan timbul bukan karena lawan jenis itu sama sama tertarik pada kita. Cantik, ganteng, putih, pintar, hebat, jagoan itu semua ada di porsi nya masing masing. Kita layak untuk memilih, tapi tidak untuk mencari yang sempurna karena ketika kita terus mencari yang dimana yang sempurna itu kita akan kehilangan seseorang yang jauh lebih baik, kita. Kita di ciptakan untuk saling menyatukan, dan barangkali kita tidak pandai dalam hal itu setidaknya kita bisa menyatukan apa yang sulit untuk kita sempurnakan. Jangan mengambil resiko jika tidak mau jatuh dan rapuh.





Bab perkenalan

Aku adalah salah satu siswa SMA yang baru beranjak tumbuh, dengan semua kelebihan dan kekuranganku lebih banyak kurang nya dari pada lebihnya. Namaku Tando dan banyak orang memanggil ku dengan sebutan Tantan itu karena diawali dengan awal namaku itu, receh. Aku bisa lahir karena perjuangan ayahku yang bisa memecahkan masalahnya di ranjang dengan ibuku pada saat malam pertama, aku kagum pada ayahku. Dan aku, ingin seperti dia.
Kita lupakan pembahasan ranjang itu. Inilah masa masa paling kita nantikan pada saat memasuki Fase SMA, kita mulai bahasan mengenai peraasan yang belum punah itu. Enjoy!







Tampak ketertarikan

Fase dimana hati dan kepercayaan pada diri tidak sejalan, menyimpan ketertarikan hanya untuk seseorang tanpa di ketahui apa yang selama ini di rasakan. Mengungkapkan bukan sesuatu yang bisa menjadi apa yang kita inginkan, dan ternyata kita saling menyimpan ketertarikan.
Wanita itu adalah wanita yang satu ruang lingkup denganku, kita satu sekolah. Aku belum mengenalnya, bagaimana mungkin seseorang yang belum aku kenal bisa dengan mudah membuatku menyimpan ketertarikan, ah bodoh!.

       Siapa sosok wanita itu?






Fase pendekatan

Hari ke hari sosok wanita itu semakin terlintas, dan membuatku tidak percaya bahwa dia pun sama menyimpan ketertarikan, begitu ujar temanku. Selang beberapa hari setelah mengetahui itu, aku memberanikan diri untuk memulai pendekatan dengan meminta nomor yang tak berurutan itu dan hingga akhirnya aku tau siapa dia(namanya)
Talittha nama yang manis.
Selepas itu aku hanya berani menyimpan whatsapp nya saja tanpa berniat untuk bertindak, selebihnya biar tuhan yang lebih berperan.  




mendekat walau tak terikat

Ternyata diam saja bukan solusi yang baik, memendam tanpa mengutarakan dengan melawan takdir yang sulit kita kondisikan. Aku sebetulnya bukan tipe yang mudah untuk masa pendekatan, tapi karena aku yang memiliki kelebihan untuk membuat para kaum hawa tertarik padaku lah yang membuat aku dengan mudah mendekati cewe cewe cantik sekalipun, tapi tidak dengan yang sekarang. Sungguh, ini sulit!

Hiruk pikuk yang kurasakan dengan penuh kebimbangan membuatku memiliki keberanian untuk memulai pendekatan. Sebuah pesan yang ku kirimkan melalui via Whatsapp itu mengeluarkan tanda ceklis dua lalu biru dan akhirnya typing!!!! sungguh ini yg aku tunggu tunggu.





Usaha yang sulit

Kita ada pada rasa yang sama, melewati pagi dan senja bersama. Berkabar tanpa letih untuk berburu apa yang kita rasa. Aku dan kau selalu mengulang kata apa yang sudah saling kita tanyakan, misal “kamu dimana?” “lagi apa?” bukan kah seperti itu?
Kita seperti dua insan yang saling mengerti, atau bahkan mengayomi? kurasa tidak kita ada di porsi yang sama, memendam rasa dan gengsi untuk bercerita.
Kedekatan kita mulai di ketahui rekan bahkan aku selalu menghampiri mu saat di sekolah atau bahkan “menyapamu?” aku lakukan itu setiap bertemu bukan?




Hari lahirmu

Tanpa sengaja aku dengar bahwa hari ini kau ulang tahun, dengan tindakan kesederhaan itu aku siapkan hadiah yang mungkin sudah lumrah di berikan oleh anak muda jaman sekarang. Namun, sedikit ada yang berbeda. Coklat yang di balut puisi itu menjadi sebuah hadiah ulang tahunmu dari ku terlihat begitu istimewa. Bukan karena coklat nya mahal dan puisi yang begitu indah, tapi karena hadiah itu dianggap istimewa oleh mu.
“ walaupun hadiah darimu sesederhana ini, aku sangat senang sekali. Apalagi dengan isi puisi yang kamu garap itu. Terima kasih.” ujarnya
Mendengar seperti itu, aku ikut senang.





Rasa itu benar ada

Kita sering menyangkal banyak “katanya”. Dan ternyata rasa itu benar benar ada, kau dan aku sudah saling mengetahui apa yang kita rasa itu memang sama. Kau dan aku saling menjaga, kita saling mempertahankan komitmen yang sudah kita dirikan. Mempertahankan apa yang kita punya, dengan seseorang yang kita simpan perasaannya. Menjadikan hari yang biasa nya sendu pilu berubah seakan terus menerus mengutarakan rindu. Sempat merasa beruntung akan ada nya aku dan kamu hingga menjadi kita, apa kau merasakan nya juga atau aku yang terlalu berperasaan? coba fikirkan. Akan kah berujung bahagia atau bahkan menderita? mari kita jalani.
Keyakinan yang kita dirikan dan komitmen yang kita teguhkan memang harus berhenti begitu saja dengan selisih paham yang berujung saling menyalahkan. Aku dan kau memang tidak pandai untuk saling menyatukan perbedaan, hingga akhirnya kita hanya beralasan persahabatan.  




Festival sekolah

Ramai nya suasana persekolahan pada hari itu, terdengar simpang siur yang katanya akan ada acara Festival. Masih belum jelas beritanya namun teman sekelasku Fredi dia adalah ketua murid di kelasku, memang benar akan diadakan acara Festival itu.
Mendengar kebenaran berita yang sedikit simpang siur itu membuat seluruh isi sekolah di sibukkan dengan mendekor masing masing kelas nya agar terlihat bagus dan menarik untuk di kunjungi, seketika saja para murid pemalas pun bergegas untuk menjadikan kelas nya unggul contohnya ya aku, itu pun kena omelan wali kelas hehe.





Rintik itu aku
Setelah beberapa hari kami di sibukkan dengan acara mendekor kelas karena akan datangnya festival di sekolah, dengan iklim yang kurang mendukung, hujan turun tanpa permisi membawa gerombolan kawannya hingga membahasahi kekeringan yang pada hati itu sudah terlihat gersang. Di bawah hujan saat itu ada kau dan aku yang sedang bergegas pulang karena hari itu sudah mulai petang.
Dengan keadaan basah, terlihat Thallita yang tidak memakai jaket sedangkan aku yang masih terasa hangat karen alapisan jaket itu. Inisiatif ku tertuju padamu untuk memberikan jaket ku agar hendak kau pakai.
“kau terlihat dingin, pakai lah jaket ku.” kataku
“iyaa makasih” jawab si manis Thallita itu.
Kami meneruskan perjalanan dan menimbulkan pertanyaan singkat.
“mau hujan hujananan aja?” tanyaku dengan kondisi saat itu aku tau kau kedinginan karena suhu° yang cukup tinggi dan membuatmu kedinginan.
“iya yaudah gapapa” jawab dengan suara yang samar karena bertabrakan oleh rombongan hujan yang hendak membasahi dasar tanah dan kami.
Aku mengantar mu pulang, walau saat itu kau dan aku sudah terasa jauh karena selisih paham akhir pekan kemarin.






Kekokohan yang runtuh menjadi akhir dari cerita ini.

Perumpaan yang kau buat ini membuat ku semakin berfikir.
seperti langit dan bumi yang takkan pernah menyatu” itu salah satunya. Kau benar kita memang tidak pernah berada di titik itu, titik dimana kita bisa membangun dan menyatukan nya sesuai yang sudah kita buat pada awal kami buat komitmen itu. Tapi sudahlah jangan merasa merugi akan hal ini. Syukuri dan nikmati, karena cinta tidak selalu berujung memiliki.

“kau dan aku memang tidak pandai perihal menyatukan bahkan mengutarakan apa yang di rasakan
karena,
pada fase ini Tuhan yang lebih berperan, atas apa yang kita inginkan”

Berbahagialah, aku sudah tidak membuatmu risih.



Jangan lupa follow instagram saya @mochamadsaefulanwar dan juga kerabat saya @khodijahhasan

Comments