Novel 1

Misteri Hati Yang Telah Usai
Karya : Khodijah

Pendahuluan

Terima kasih saya untuk Maha suci Allah SWT yang telah membuat saya bisa mensyukuri setiap hal apapun hingga saya nikmati tiada henti. Bersyukur pula padamu yakni hati,hati yang sangat rentan tersakiti. Dan saya ucapkan banyak banyak terima kasih untuk seluruh rekan rekan saya yang telah membantu saya dalam hal menenangkan hati seisinya, dan kepada kurir sang perantara surat surat ku, tukang korang,kurir JNE,bahkan ibu RT, terima kasih. Mari kita semua mensyukuri Cinta, rasa hati, sayang serta naluri, walaupun tidak pernah ada yang meyakini, tapi saya berusaha untuk mencoba berkali kali. Semua alur cerita ini akan di tata sebagaimana bagian - bagian yang akan kita bahas bersama .

Isi Novel

  1. Sudut pandang ku
  2. Naluri dan hati
  3. Janji bersama namun tak pernah meyakini
  4. Sebuah perumpamaan
  5. Aku, kamu dan hujan
  6. Susahnya berjuang dan mudah nya menyerah
  7. Jati diri
  8. Aku sekarang
  9. Doa sebagai perantara hati
  10. Sang maha kuasa
  11. Bai'at cinta

Sudut pandangku

Layaknya remaja di luaran sana, pasti pernah berada pada fase ini, fase dimana saling menjatuhkan hati. Hati yang tanpa kita tau siapa tuannya. Sebuah cerita yang mengisahkan ketertarikan wanita dengan cara yang sudah langka. Kisahnya yang sudah menjadi inspirasi wanita wanita lainnya, Cintanya yang suci yang membawanya kedalam surga nya Allah. Ia benar benar mencintai namun tak pernah benar benar sepenuh hati.

Naluri dan hati

Perihal bagian ini hanya sebuah isi hati, yanh sudah lama ini tertanam dalam diri,aku yang sangat mencintai dengan di imingi tanpa memiliki. Kita memang di takdirkan tidak untuk menyatudapukan hati, karna memang tidak pernah ada yang meyakini

Hatiku memang hanya tertuju padamu, namun naluri tidak pernah memberi izin hatiku untuk terus menerus tersakiti olehmu. Aku tidak pernah ingin meyakinimu, karena ada yang harus aku yakini melebihimu yaitu Allahku.

Janji bersama namun tak pernah meyakini

Akan ku beberkan disini tentang randi yang sangat aku ingini, randi yang ku maksud ini adalah randi yang dulu pernah menjadi alumni hati. Menurutku ia adalah pria yang patut untuk di kagumi sampai setelah itu harus kita basmi. Kita satu sekolah, dan sekolah adalah yang menjadi alasan kita terus bertemu. Kita teman akrab layaknya persahabatan di lingkungan sekolah, kita tidak pernah ingin mengakhiri. Namun aku yang terlalu bodoh sampai harus menaruh hati padanya. Padahal aku tahu kamu sudah ada yang memiliki, tapi aku tidak pernah berkecil hati hingga akhirnya kita saling berjanji, nanti akan saling memiliki hingga Allah me-Ridhai

Sebuah peperumpamaan

Aku memang selayaknya tidak harus mengenalmu, tidak usah seperti orang yang mengemis di balas cintanya. Kisah kita hanya sebagai kisah yang tumbuh di lingkungan sekolah, kisah yang sebenarnya patut di diskusikan, namun rasa sudah tidak bisa di kondosikan.

Aku kamu dan hujan

Ketika bertemu kamu lagi, aku selalu berfikir berkali kali. Semoga aku tidak ada lagi rasa rasa yang menjurus dalam hati. Hujan kemarin membuat kita menimbulkan tanya tanya yang seharusnya kita tidak bahas lagi. Kamu mencoba lagi mencari topik ketika kamu mau mengantar mu pulang sehabis mengerjakan tugas di rumah mu.
 “kenapa kamu harus menjauh?” ujarnya.
Aku hanya terdiam dengan mengumpulkan nyaliku untuk menjawab sebuah pertanyaanmu dan aku mencoba untuk mendiskusikan ini dengan mu.
“kau pun mengerti dari semua alasan ini, bertahun tahun aku bertahan untuk memenuhi sebuat janji. Namun pada akhirnya janji itu harus kita akhiri. Tetapi sudah lah, aku tidak menyalahkanmu. Aku tidak menyesalkan atas perlakuan mu itu. Aku paham, aku yang teramat mencintaimu. Aku memang harus mengerti. Terkadang semua rencana yang sudah ku susun rapi, bahkan kau sempat menyetujui, bisa dengan mudah di hancurkan oleh seseorang yang teramat aku cinta dengan sepenuh hati.” jawabku dengan penuh keberanian.
“ dia diam tanpa berkata sepatah katapun.”
Kita terus berlaju melawan arus hujan tanpa ada niat untuk berteduh sejenak. Aku berlindung di balik punggungmu, kau tidak tahu berapa banyak aku menetes kan air mata haru pada saat itu. Kau sepertinya sedang menikmati perjalanan ini walaupun hujan memang cukup deras. Kau mengantarku hingga tepat di gang komplek rumahku.
Rasanya aku ingin berlama lama denganmu hingga akhirnya aku turun dari motor mu sembari menyodorkan tanganku.
“ liat bajuku basah”
“iya, sesudah ini kamu langsung mandi pakai air hangat, setelah itu makan lalu tidur.”
“iya”
“sok pulang”
Aku menyuruhnya hendak pulang namun, dia keras kepala harus aku dulu yang pulang.
“ kamu dulu, aku liatin sampe kamu masuk ke gang.”
“yaudah aku pulang”
Akhirnya aku pulang dengan perasaan yang campur aduk, perasaan yang seharusnya tidak harus sampai mengeluarkan keringat mata. Saat aku mencoba membuka pintu, ada yang menarik tangan ku, aku tidak menyangka bahwa itu kamu. Aku sangat takut pada keadaan ini sangat betul betul sudah menyiksa pikiran dan perasaan ku saat itu.
“kenapa nangis?” tanya randi
Kuseka air mataku dengan punggung tangan ku.
“gak apa apa.” Kataku menatapnya, sambil kusibak keruduk ku yang sudah mulai berantakan.
“kenapa?” tanya randi sambil memegang dua bahu ku.
“Aku baik baik saja, aku ingin kita baik baik saja, segera lah pulang bajumu sudah basah.” kataku sambil dengan suara bergetar
“iya.”katanya “tapi jangan nangis.”
“enggak…”
“Aku pulang, ya.” katanya lembut.
Aku diam.
Saat itu aku ingin bilang: “jangan pulang … , aku ingin kamu tetap disini.” tapi gak jadi.
“beneran gak apa apa?”. tanya randi
gak apa apa, jangan terlalu di pikirin.” kujawab
Dia sejenak diam sembari memandangku.
“Aku pulang ya?” kata randi
“iya.” kujawab
“Tos dulu gak?” kata randi
 “Tos yang di maksud … adalah tos yang di lakukan oleh tangan, yang biasanya kita lakukan,”
kujawab dengan anggukan.
“jangan nangis,” katanya lagi
“enggak.” kujawab “hati - hati”
“siap” katanya.
hati - hati, … “  kataku lagi saat dia sudah mulai menuju motor roda duanya.
“iya.”
“Hati hati.” kataku lagi
“Assalamu'allaikum jangan.” kata randi ketika sudah menaiki motornya, Sambil tersenyum.
Randi pulang, untuk membuat aku merasa ingin menangis sejadi jadinya, Sampai menggemparkan bumi! Itu pun kalau mampu.
Maafkan aku, kalau aku terlalu cengeng pada fase ini, itu karena aku ingin benar benar melupakanmu. Kamu mengerti kan? kamu pun sudah bersama wanita lain selain aku, dan aku mencoba untuk ikhlas .



{ terkadang kita memang harus mengikhlaskan sesuatu hanya untuk mendapatkan yang lebih baik }

susahnya berjuang dan mudahnya menyerah

Ini tepat di hari ulang tahun mu - 24 april 2018- . Aku sudah memantapkan hati untuk menjadi orang pertaman yang memberi sebuah ucapan atas bertambah satu tahun umurnya. Kalangan remaja pada Abad ini menyebutnya dengan “Sweet Seventeen”. Rangkaian kata pun sudah kususun rapih sedemikian rupa. Sembari aku menyiapkan kotak yang berisi sebuah kertas kertas yang isinya ucapan dan apa yang harus kita diskusikan untuk di kirim melalui Kantor Pos dengan kode 40553 kiranya. Kurir itu langganan setia ku. Kalau kau ingin tau, semua surat yang pernah kau terima, itu dari aku. Aku dengan sengaja tidak memampang namaku di situ karna aku tidak ingin kau tahu. Seharusnya kau berterima kasih lah pada kuris kurir yang menjadi perantara tersebut. Dan itu adalah akhir dari semua ini. Kau pun harusnya mengerti atas apa yang ku beri, kau tidak usah bertingkah seolah kau memang benar benar tidak mengerti, Jika semua perlakuanku hanya kau gubris seperti lelucon biasa, aku tidak akan melakukan nya hanya kepadamu. Kau harus ingat itu.
 Di perihal ini, setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis dan bagaimana susahnya berjuang dan mudahnya menyerah. Cinta kita hanyalah cinta sesaat, cinta yang tumbuh di lingkungan pertemanan yang sama. Cinta yang tumbuh di lingkup sekolah, cinta yang tumbuh ketika bertukar sapa dan senyum.
   Akhirnya aku mengerti ketika wanita itu mulai ada di kehidupanmu dan kau memilih dia dengan meninggalkanku dengan beberapa impian yang telah kita rancang itu.
  Akhirnya aku belajar melepasmu, bukan karena aku sudah tidak mencintai mu. Namun aku sadar mencintai mu sendirian bukan lah hal yang wajar. Aku dibunuh debar debar dada dan kecemasan akan kenangan berselimut luka. Itulah alasan mengapa aku melepasmu dan memutuskan untuk menyerah.
Ini salah satu surat yang kau terima.
Jati diri

Ini ungkapan bukan hanya sekedar omongan belaka, ini keseriusanku yang memutuskan untuk mengundurkan diri darimu yang telah membuatku jatuh dengan harap dan angan yang isinya selalu membuatku percaya dan usaha untuk meyakini ku tapi ternyata itu hanya tipu dayamu. Aku pernah berjuang untuk sesuatu hal yang kosong dan itu adalah kau. Niat dan tekad ku kali ini memang sudah bulat, aku tidak bisa terus menerus terjebak dalam ruang yang salah. Aku harus berkelana untuk mencari cinta yang sesungguhnya. Jika pertanyaan “apakah kamu sayang?” itu terlontar lagi dari mulutmu, mohon maaf sekali. “Aku pernah sangat menyayangimu sampai aku tidak bisa membuka hati untuk orang lain yang mungkin lebih layak untuk itu”. Jika selama ini kau memang sedang mencoba menentukkan keikhlasan hatiku padamu, untuk selalu mendapatkan secepis kasih darimu. Aku sangat ikhlas, aku meratapi semua kesedihanku selalu, karena percaya apa janjimu. Sekaligus aku ingin kau tau bagaimana jati dsekarang

Aku sekarang

Apa kabar? Udah lama kita tidak berjumpa, jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak pernah lagi. Aku maklumi itu semua aku menghargai kehidupanmu, dan kamu? Entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak mungkin kamu hanya bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kamu mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak, untuk apa. Lalu jika kamu mengira aku ingin mendramatisir keadaan itu pun tidak. Sama sekali tidak. Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kamu merasakannya juga? Aku harap kamu sempat merindukanku walau hanya semalam

Ada yang perlu kamu tau tentang sikapku akhir akhir ini, mungkin dari sisi penglihatan mu memang aku yang salah mengapa selalu menghindar saat bertemu dan berpapasan di lingkup persekolahan. Aku hanya tidak bisa untuk selalu menjadi seorang wanita yang kesannya mengemis balasan perasaan darimu. Aku hanya tidak ingin jika aku selalu bersamamu, perasaan ku menjadi semakin bertambah dan akan lebih bahaya untukku. Kali ini aku mulai memutuskan untuk menjauh dan menjaga jarak dengan cara menghindar darimu, aku mengabaikan beberapa sapaan darimu, aku mangabaikan senyum mu, aku mengabaikan segala sesuatu yg kamu perbuat terhadapku, semua itu yang kulakukan mungkin membuat mu aneh dengan sikapku yg berubah, tolonglah mengerti untuk sesuatu ini. Aku ingin menuntaskan dulu perasaan ku kepada mu agar tidak ada lagi perasaan perasaan yang mengendap di dalam labirin hati ini. Jika nanti semua perasaan ini sudah tidak lagi ada dan mungkin sudah tuntas menjadi rasa normal, sikapku akan kembali biasa. Aku tidak ingin ada rasa yang melebih lebihi itu, saat ini rasa ini mungkin masih ada, tapi aku sedang mencoba untuk tidak punya lagi perasaan itu. Menjauh darimu itu sangat sulit dengan lagi aku harus mengabaikan mu adalah segala sesuatu hal yang tidak mudah. selamat menjalani hari hari tanpa ada aku dan yang membuatmu risih. terimakasih atas segala sikapmu yang membuat ku menaruh hati padamu.

doa sebagai perantara hati

Pada fase ini aku mulai mengerti dan mulai memahami, bahwa mencintai tidak harus memiliki dan berharap ia mengetahui. Dan lebih membatasi berharap pada manusia lagi. Sang Maha Kuasa dan Alam Semesta sudah mengetahui ketulusan hati ini dengan menyusun semua dengan rapih dan sesuai keinginan hati, sekali pun berantakan, itu hanya sebatas cobaan untuk melihat ketulusan dari doa yang di panjat kan.
Sang maha kuasa

Setelah melewati beberapa fase yang semua makna nya sama. Aku ku lupakan kau dengan BISMILLAH. Tinggal kan semua karena ALLAH, hingga akhirnya aku hanya bisa berserah Pada-Mu. Alam semesta pun ingat, kita berdua pernah berjanji dengan kesepakatan bersama untuk tidak ada yang saling memiliki hati yang lain walaupun aku sudah tidak menginginkan mu lagi, dan mencoba melupakan mu berkali kali. Tapi, karena memang pada dasarnya kita akan membangun itu untuk bahagia bersama, tapi yang kini kita bangub dan yakini memang harus di akhiri bukan karena kita sudah tidak ingin lagi saling mengenali tapi kita ingin menjalani ini dengan unsur IMANI.
Bai'at cinta

Cinta dalam diam. Jangan berikan hati kita sebelum di akadkan. Akad itu bai'at cinta, kalau dia belum berbai'at jangan berikan hati. Karena hati itu adalah hal yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia. Kalau dia baik yang lain ikut baik, kalau dia buruk yang lain ikut buruk. Jangan pernah berikan hati kita kepada orang yang belum halal untuk kita. Tetep jaga tuh jangan kasih dulu. Kalau dia sudah halal kasih seutuhnya karena dia yang paling berhak mendapat kan hati kita. Makanya dalam diam gausah baper dulu, tertarik wajar, suka boleh, kepo boleh lah selama belum berlebihan.

  “ sekarang sepertinya aku mulai mengerti memang semua harus di akhiri apalagi jika menyangkut pautkan urusan hati “

“Tidak usah ada urusan hati jika keduanya belum siap untukersakiti”
“Kita hidup di jaman era globalisasi, sudah tidak jaman lagi mempacari, datangi orang tua untuk menta'arufi.”
Jangan lupa follow juga instagram kami @mochamadsaefulanwar @khodijahhasan

Comments